Pak Zul, demikian ia biasa disapa, adalah pengelola sirkuit uji Bridgestone. Pribadinya kontras dengan suasana sirkuitnya.
Kesan pertama bila bertemu Zulpata Zainal adalah keramahan yang alami. Figurnya menenangkan hati. Pembawaan yang seperti itu terasa adem di tengah suasana sirkuit uji Bridgestone yang sangat panas di kawasan Karawang, Jawa Barat.
Ya, sirkuit yang nama resminya Bridgestone Indonesia Proving Ground (BSIN-PG) itu cenderung panas setiap hari. Bukan hanya cuacanya, melainkan juga kegiatan yang dilakukan di situ.
Suara decit ban yang dipaksa melakukan akselerasi spontan, atau yang dipaksa berhenti mendadak, tentu makin memanaskan suasana. Belum lagi kencangnya deru mobil-mobil yang melesat di sirkuit sepanjang 2 km dengan lintasan lurus 840 meter tersebut.
Koresponden Autoblarr termasuk yang kerap melakukan pengujian mobil di situ dan memanfaatkan 14 jenis jalan di Indonesia yang dibuat tiruannya oleh Bridgestone.
Yang menarik, sirkuit ini memang membuka kesempatan kepada media otomotif untuk menguji mobil atau ban di sini. Dan jangan lupa: gratis.
“Media memang diberi kesempatan menguji di sini sebagai compliment. Demikian juga perusahaan lain yang menguji di sini tidak dipungut biaya. Hanya ada pemakai-pemakai tertentu yang diharapkan berkontribusi untuk biaya perawatan atau kami namakan maintenance fee. Jumlahnya sih mungkin tidak seberapa dibanding total biaya operasional BSIN-PG,” papar Pak Zul kepada Autoblarr.

(Foto: skyscrapercity)
Keramahan Pak Zul tidak berhenti sampai pada sambutannya yang hangat kepada para jurnalis, atau pada obrolannya yang enak, tapi pria yang kini berumur 55 tahun ini pun membiarkan tamunya menyantap berbagai cemilan yang ada di dalam kulkas di ruang kerjanya.
Ya, bukan hanya cemilan, para tamu juga biasanya merasa haus bila berlama-lama di sirkuit yang panas itu. Lagi-lagi Pak Zul mempersilakan aneka minuman yang ada di kulkasnya ditenggak.
Sungguh service yang luar biasa dari seseorang yang bekerja di perusahaan terkemuka di dunia. Sebuah etos public relations yang perlu dicontoh oleh perusahaan lain.
Dan bila para tamu merasa lapar, Pak Zul pun rela “meminjamkan” caraka (office boy) Bridgestone untuk membelikan makanan. Tentu saja, si caraka ikut bersikap ramah, dengan memberikan rekomendasi makanan apa yang enak di sekitar sirkuit.
Zulpata mulai bergabung dengan Bridgestone pada tahun 1987 di bagian Technical Service Department untuk pabrikan mobil (OEM), merangkap tugas mengevaluasi ban.
Setelah BSIN-PG rampung dibangun pada tahun 2000, ia ditempatkan sebagai bagian management BSIN-PG dan tetap juga sebagai evaluator/tester ban.
Apa yang membuatnya betah dan merasa nyaman bekerja di Bridgestone?
“Sebab tantangannya banyak, terutama tentang penerapan teknologi ban, dari mulai ban penumpang kontruksi bias, textile belt, steel belt, sampai yang terakhir pengembangan kembangan assymetric,” ujarnya khas jawaban ‘orang teknik’ yang gemar segala sesuatu yang bersifat teknis.
Maklum saja, ketika ditanya soal hobi pun, Pak Zul menjawab, “Hobi saya yang berbau automotive, elektronik, dan teknologi.”

(Foto: carmudi)
Justru itulah yang menarik. Seseorang yang sudah 31 tahun bekerja di bidang teknik, dan juga hobi soal teknik, namun sikapnya sangat luwes, seperti orang yang berlatar belakang sosial, katakanlah kehumasan.
Ngobrol dengan Pak Zul pun biasanya mengalir lancar, dari soal teknis ban hingga hal-hal pribadi. Dan waktu ditanya pengalaman menarik apa yang biasa terjadi di BSIN-PG, ia mengatakan, “Kebanyakan menariknya Mas. Coba bayangkan, kita bisa tahu lebih dulu ban yang akan diproduksi, malah termasuk mencobanya. Demikian juga dengan ban kompetitor, karena kami juga ada kegiatan membandingkan produk kami dengan kompetitor. Setiap ada ban yang baru dari kompetitor, pasti kami mencobanya juga, untuk dibandingkan dengan produk kami, atau untuk keperluan studi produk selanjutnya.”
“Demikian juga dengan kendaraan. Banyak kendaraan baru dari pabrikan mobil di Indonesia yang ‘lahir’ di BSIN-PG, sehingga kami bisa tahu tentang metode, cara pengetesan, dan lain-lain sejak dari bentuk dasar sampai benar-benar akan dipasarkan ke publik. Bahkan beberapa dari kami ikut juga dalam studi yang dilakukan pabrikan mobil di Indonesia.”
Apakah ada pengalaman yang dramatis sepanjang mengelola BSIN-PG? Misalnya pernahkah terjadi kecelakaan?
“Kecelakaan pernah terjadi beberapa kali. Namanya juga kegiatan uji coba, baik ban maupun kendaraan, yang kadang kondisinya lebih ekstrem dibanding pemakaian normal masyarakat umumnya.”
“Pihak Bridgestone dari awal sudah mempersiapakan kalau-kalau ada kejadian yang tidak diinginkan. Kami sudah punya SOP penanganan kalau terjadi kecelakaan, termasuk rujukan ke klinik perusahaan sampai ke rumah sakit. Termasuk juga penyediaan dokumen legal tentang ‘disclaimer’ yang harus ditandatangani sebelum pengujian.”

Koresponden Autoblarr teringat pula soal aturan-aturan pemakaian yang aman di BSIN-PG yang disosialisasikan Pak Zul sebelum pengujian dilakukan awak media.
Autoblarr juga teringat suatu momen ketika menjadi penumpang di samping seorang tester ban asal Eropa. Mengelilingi sirkuit Zuhai di China bersamanya terasa naik roller coaster yang ekstrem. Ia bilang bahwa kita harus menguji ban sampai batas maksimalnya, agar tahu kekuatan ban ini sampai di mana.
Kurang lebih seperti itu pula yang dilakukan para tester ban lain di seluruh dunia. Mereka mempertaruhkan keselamatan dirinya sendiri demi meyakinkan pabrik ban bahwa produk yang dibuatnya bakal aman dipakai masyarakat.
Pak Zul pun mengungkapkan filosofi hidupnya, “Saya ingin hidup saya sebanyak mungkin berguna bagi orang lain.”
Blarr!
UPDATE
Zulpata Zainal sejak awal 2019 pindah bekerja di proving ground Gajah Tunggal.
* Silakan klik logo Autoblarr di atas untuk kembali ke home page dan melihat berbagai artikel menarik lainnya
Leave a Reply