China telah melaporkan 70.635 kasus COVID-19, termasuk 1.772 kematian, kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, sebagaimana dilansir Reuters (18/2/2020).
Sementara itu, dalam 24 jam terakhir, China telah melaporkan 2.051 kasus baru, termasuk hasil yang dikonfirmasi laboratorium dan kasus berdasarkan pengamatan klinis (biasanya scan dada).
Di luar China, mendekati 700 kasus telah dilaporkan oleh 25 negara lain.
Dr. Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan: “Masalah sebenarnya adalah apakah kita melihat transmisi komunitas yang efisien di luar China dan pada saat ini kita tidak mengamatinya.”
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sebuah makalah di China yang mengulas lebih dari 44.000 kasus Covid-19 memberikan info tentang kisaran usia orang yang terinfeksi, tingkat keparahan penyakit, dan tingkat kematiannya.
“Data itu menunjukkan penurunan dalam kasus-kasus baru. Namun, tren ini harus ditafsirkan dengan sangat hati-hati. Tren dapat berubah. Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah penurunan ini akan berlanjut. Setiap skenario penanganan masih disiapkan,” kata Tedros.
Mengacu pada China, ia mengatakan virus itu menyerang sekitar empat dari setiap 100.000 orang. “Ini adalah wabah yang sangat serius dan memiliki potensi untuk tumbuh. Tapi di luar Hubei, epidemi ini hanya mempengaruhi sebagian kecil orang,” kata Ryan.
“Apakah kita akan mengkarantina setiap kapal pesiar di dunia jika ada kemungkinan orang yang terjangkit? Apakah kita harus melarang bus di seluruh dunia untuk beroperasi?” Tidak ada yang namanya risiko nol, tambah Ryan.
Tedros mengatakan, “Langkah-langkah harus diambil sesuai situasi, berdasarkan ilmu kesehatan masyarakat dan bukti kuat.”
Kapal pesiar yang dikarantina, Diamond Princess, dengan total 3.700 penumpang, sejauh ini merupakan gugus kasus terbesar di luar China dengan lebih dari 400 orang dinyatakan positif.
Leave a Reply