Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara ASEAN (Association of South East Asian Nations) ke-36 telah dimulai dengan pembicaraan para menteri luar negeri ASEAN dengan salah satu mitranya, yakni Menlu AS Mike Pompeo, pada 9 September 2020.
Pertama kalinya KTT digelar secara online karena masalah pandemi, meski Vietnam yang mendapat giliran sebagai tuan rumah sempat mengusulkan KTT tetap digelar seperti biasanya: tatap muka.
Dirilis kantor berita AFP, Mike Pompeo berbicara kepada para menlu ASEAN terkait ketegangan AS versus China di laut China selatan. AS bulan lalu telah memberikan sanksi kepada 24 perusahaan milik negara China yang dianggap membantu pembangunan sarana militer China di perairan yang kaya sumber daya itu.
Pompeo mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah Asia Tenggara untuk mempertimbangkan kembali hubungan dengan berbagai perusahaan itu.
“Jangan hanya bicara, tapi bertindaklah,” kata Pompeo kepada 10 menteri luar negeri ASEAN secara online.
“Pertimbangkan kembali urusan bisnis dengan perusahaan milik negara China yang sudah menggertak negara-negara anggota ASEAN di laut China selatan. Jangan biarkan Partai Komunis China menginjak-injak kita dan rakyat kita,” seru Pompeo.
KTT ASEAN tahun ini digelar beberapa hari setelah Beijing meluncurkan rudal balistik di laut China selatan sebagai bagian dari latihan perang.
Vietnam, yang mengetuai KTT kali ini, menyatakan “keprihatinan serius” tentang militerisasi di laut China selatan.
“Ini telah mengikis kepercayaan, meningkatkan ketegangan, serta merusak perdamaian, keamanan, dan supremasi hukum di kawasan itu,” kata Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh.
Tetapi Filipina sudah mengatakan pekan lalu bahwa mereka tidak akan mengikuti jejak AS karena mereka membutuhkan investasi China.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyalahkan Amerika Serikat atas ketegangan di kawasan ini. Ia juga mengklaim Washington “menjadi pendorong terbesar” militerisasi di laut yang strategis itu.
Adapun menlu Indonesia, Retno Marsudi, dalam kesempatan terpisah mengatakan kepada Reuters menjelang KTT, “Kami tidak ingin terjebak oleh persaingan AS dan China.”
Retno mengatakan ASEAN tidak ingin berpihak, namun juga menggambarkan peningkatan militerisasi di laut China selatan sebagai hal yang “mengkhawatirkan”.
Leave a Reply