Bagaimana pun situasinya, Jepang tetap ngotot untuk menggelar Olimpiade 2020 yang jadwal normalnya adalah 24 Juli–4 Agustus. Namun, karena pandemi virus Corona atau Covid-19, Jepang kemungkinan menggeser pelaksanaan pesta olah raga dunia empat tahunan itu menjadi tahun 2021, meski belum punya tanggal pastinya.
Otoritas kota Tokyo dan juga otoritas Jepang telanjur membangun sejumlah stadion dan berbagai fasilitas lainnya, sehingga tidak membuka opsi mengalihkan lokasi olimpiade ke kota lain selain Tokyo, apalagi ke negara lain atau kawasan lain yang dampak Covid-19-nya lebih ringan.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada hari Minggu (22/3/2020) mempertimbangkan penundaan dan akan membuat keputusan akhir dalam waktu empat pekan ke depan.
Negara-negara peserta olimpiade seperti Kanada dan Australia telah mengatakan tidak akan mengirim tim jika event digelar tahun ini.
Presiden IOC Thomas Bach, sebagaimana diberitakan AP, menulis surat terbuka kepada para atlet yang menjelaskan keputusan tersebut. “Saya tahu pendekatan rasional ini mungkin tidak sejalan dengan emosi di hati kalian.”
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, berbicara di parlemen, “Jika sulit untuk mengadakan (olimpiade) secara lengkap, keputusan penundaan tidak bisa dihindari,” katanya.
Abe berharap IOC akan mengumumkan penundaan itu secepatnya.
Kontrak Host City yang ditandatangani pada 2013 antara IOC, Komite Olimpiade Jepang, dan kota Tokyo, membuat Jepang secara resmi membelanjakan USD 12,6 miliar untuk menggelar olimpiade. Tetapi audit nasional menyebutkan jumlahnya lebih dari dua kali lipat.
Jepang juga telah membangun perkampungan atlet yang bisa menampung 11.000 orang dan 4.400 official.
Dana dan pekerjaan yang telah dilakukan Jepang memang tak layak bila dihancurkan oleh virus.
Leave a Reply