Menurut penulis dari Road Show –Kyle Hyatt– kenaikan harga saham Tesla selama setahun terakhir, sejujurnya, sedikit konyol. Nilai saham perusahaan mobil listrik itu telah membengkak sekitar 300%, dan sempat tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Menurut laporan yang diterbitkan Selasa (8/9/2020) oleh CNBC, kini saham Tesla tidak hanya anjlog, melainkan seperti menabrak dinding.
Maksudnya adalah bahwa saham Tesla turun hingga sebanyak 21,06%, dan menjadikan hari Selasa (8/9/2020) sebagai penurunan satu hari terburuk dalam sejarah Tesla.
Tapi kenapa? Apa yang berubah? Rupanya S&P 500 berubah, dan perubahan tersebut tidak memasukkan The Big T (Tesla).
Tidak seperti indeks lain yang hanya mengandalkan data, S&P 500 ditentukan oleh komite dengan penyesuaian yang dilakukan setiap tiga bulan. Kali ini, orang-orang menduga Tesla mungkin masuk dalam daftar, tetapi ternyata tidak.
Sebagai gantinya, Standard & Poor’s (S&P) menambahkan pengecer online Etsy, perusahaan farmasi Catalent, dan perusahaan peralatan uji Teradyne ke dalam daftar S&P 500.
Sekarang, karena cara kerja reksa dana, orang-orang diarahkan berinvestasi di perusahaan yang termasuk dalam daftar itu. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan-perusahaan tersebut naik, dan itu keren. Tetapi karena Tesla tidak diundang ke “pesta” itu, maka orang-orang jadi sedikit khawatir terhadap Tesla.
Apa artinya ini bagi Tesla dalam jangka panjang? Sulit untuk mengatakannya dengan pasti. Tapi mungkin tidak ada dampaknya bagi Tesla.
Selain itu, hanya karena tidak masuk daftar S&P 500 kali ini, bukan berarti Tesla tidak akan dimasukkan di masa mendatang.
Tesla sampai artikel ini diturunkan belum menanggapi permintaan komentar dari Road Show.
Leave a Reply