Pasca kematian 9 orang akibat virus Corona di Amerika Serikat (per 3 Maret), warga di sana mulai sangat khawatir. Akibatnya, penjualan cairan pencuci tangan (hand sanitizer) di AS naik 73% dalam empat minggu belakangan (dibandingkan periode yang sama tahun lalu), menurut perusahaan riset pasar Nielsen.
Mal dan arena olahraga menambah lebih banyak stasiun pembersih tangan. Beberapa perkantoran ikut memborong hand sanitizer. Sedangkan rumah tangga tentu saja tak ketinggalan memburu cairan berbasis alkohol itu.
Purell, cairan pembersih tangan terlaris di AS, sedang meningkatkan produksi. Walmart dan toko-toko lain mengatakan bahwa mereka sedang berbicara dengan para pemasok untuk mengisi kembali rak-rak yang kosong, tetapi tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Purell menerima permintaan yang lebih tinggi dari fasilitas perawatan kesehatan, selain dari toko. Ini menambah lebih banyak shift dan membuat karyawan bekerja lembur di dua fasilitasnya di Ohio. Demikian ujar Samantha Williams, juru bicara perusahaan induknya, Gojo Industries, seperti dilansir kantor berita AP.
Bath & Body Works, yang menjual pembersih tangan dengan aroma seperti ‘vanilla rose’ dan ‘pineapple colada’, mengatakan pembersih tangan merupakan bisnis yang kini pertumbuhannya “pada tingkat yang sangat tinggi.”
Menurut Walmart, orang memborong hand sanitizer seperti ketika orang membeli sembako setelah pengumuman akan ada badai yang melanda. Pengecer terbesar di dunia itu mengatakan sedang mendesak produsen untuk memasok persediaan lagi.
Di Costco di Los Angeles, Selasa, pembersih tangan hilang. Sedangkan di toko online Amazon, sebagian besar pembersih tangan juga hilang. Kalau pun masih ada, harganya meroket.
Dua botol 8 ons Purell, misalnya, ditawarkan seharga USD 119 oleh penjual pihak ketiga; vendor tersebut bisa mendaftarkan barang mereka untuk dijual di Amazon.com secara langsung.
(Foto: AP)
Leave a Reply