Ketika di sebagian wilayah Indonesia ledakan karbit (petasan karbit) kini mulai dibunyikan di dalam pipa besi atau drum yang disambung-sambung (dilas), maka ledakan karbit di dalam kayu paku menjadi eksotis.
Kayu paku diambil di hutan, lalu bagian dalamnya dibuang sehingga membentuk rongga (seperti silinder). Air dimasukkan sedikit ke dalam rongga, lalu menyusul karbit dimasukkan agar membentuk uap panas di dalam rongga. Setelah dirasa cukup panas dan tekanan di dalam rongga meninggi, kemudian api disulutkan lewat lubang kecil yang dibuat di dinding kayu paku. Jadilah ledakan dahsyar, blarr!
Bila kayu paku dirasa tidak cukup banyak, maka bambu yang berukuran cukup besar pun bisa digunakan. Ledakannya tak kalah dahsyat. Blarr!
Itulah ilustrasi petasan tradisional yang muncul setahun sekali, di malam lebaran, malam takbiran.
Bunyinya sangat memekakkan telinga, bahkan terkadang menggetarkan dada. Tapi masyarakat di sekitarnya memberikan pemakluman. Sebab ini memang bagian dari perayaan malam lebaran, merayakan “kemenangan” setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Dan petasan karbit itu (disebut beleson di Jawa Barat) hanya meledak-ledak setahun sekali.
Anak-anak remaja menyalakannya, sementara orang dewasa hanya menonton. Sementara sebagian remaja lainnya menabuh bedug di dekat beleson. Adapun sebagian orang dewasa lainnya mengumandangkan takbir di masjid-masjid.
Selamat lebaran, selamat Idul Fitri 1441 H. Mohon maaf lahir dan batin.
(Silakan simak video beleson di bawah ini)
Leave a Reply