Kota New York di Amerika Serikat hingga kemarin (26/3/2020) telah menyatakan sekitar 22 ribu warganya positif virus Corona. Adapun yang meninggal dunia dilaporkan 281 orang.
Rumah sakit di New York kewalahan dalam penyediaan ventilator, demikian dilaporkan Reuters. Hanya ada 400 ventilator (alat bantu pernapasan bagi manusia yang paru-parunya terinfeksi virus) baru yang dikirimkan ke New York terkait wabah Corona.
Walhasil, digabung dengan ventilator lama (yang sudah ada sejak sebelum wabah Corona), kota New York hanya punya beberapa ribu ventilator, jauh di bawah jumlah pasien Corona.
Akhirnya Walikota New York Andrew Cuomo memutuskan agar satu ventilator digunakan untuk dua pasien. “Kondisi ini memang tidak ideal, tapi saya yakin bisa berfungsi,” ujar Cuomo.
Food and Drug Administration (FDA) AS, yang mengatur pabrikan perangkat medis, memberikan otorisasi darurat pada hari Selasa yang memungkinkan ventilator dimodifikasi menggunakan tabung splitter untuk melayani beberapa pasien COVID-19 sekaligus.
Selain pabrikan masih harus berbagi informasi keselamatan dengan pihak FDA, beberapa asosiasi medis menentang metode yang belum terbukti berhasil itu.
“Sebaiknya tidak dilakukan, karena belum terbukti efektif dan aman,” ujar pihak asosiasi medis.
Namun, rupanya kondisi kedaruratan telah membuat Walikota dan sejumlah rumah sakit melakukan “cara darurat” itu.
Walikota mengatakan pihaknya masih terus mencari tambahan ventilator dari berbagai sumber.
(Foto: Reuters, Keterangan: salah satu ventilator baru yang dimiliki kota New York)
Leave a Reply