• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar

Autoblarr

Info Yang Bikin Blarr

  • Home
  • News
  • Hot Gossip!
  • Auto Feature
  • Bincang-bincang
  • People
  • SPORTS
  • Biker
  • Inspirasi
  • Lifestyle
  • Mobil Klasik
  • Motor Klasik
  • Test Drive
Beranda » Auto Feature » Kecelakaan di Tol Antar Kota, Supir Bernyali “Pembunuh” Bukan Mitos

Kecelakaan di Tol Antar Kota, Supir Bernyali “Pembunuh” Bukan Mitos

Terbit: 18 January 2021 · by Contributor

Kecelakaan di Tol Antar Kota, Supir Bernyali “Pembunuh” Bukan Mitos

Sopir bus, truk, atau travel sering terlihat melajukan kendaraannya secara ugal-ugalan di jalan tol. Kecelakaan yang melibatkan mereka pun kerap terjadi. Ada anggapan bahwa nyali para supir itu memang lebih nekat dibanding orang kebanyakan.

Bahkan ada mitos yang mengatakan nyali mereka seperti “pembunuh” karena di antara para supir itu ada yang pernah menabrak orang atau kendaraan lain hingga menyebabkan kematian.

“Mereka yang pernah menabrak orang sampai meninggal lebih disukai oleh beberapa perusahaan travel,” ujar Sony Susmana, pendiri dan instruktur SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia) sebuah sekolah mengemudi yang pernah mengajar Kopassus, Paspampres, unit TNI lainnya, Polri, dan berbagai perusahaan pertambangan.

“Mereka lebih disukai karena lebih berani mengambil risiko ngebut di perjalanan untuk lebih cepat sampai tujuan dibanding yang lain,” imbuh Sony.

“Saya kasih contoh, ada sebuah perusahaan travel di Sumatra yang sistem recruitment pengemudinya, pertanyaan nomor 1, sudah pernah nabrak orang dan meninggal belum? Kalau pernah, langsung diterima,” ujar Sony.

Mengapa supir-supir itu cenderung ingin ngebut? “Mereka dikejar ritase (total jumlah perjalanan bolak balik yang bisa ditempuh). Selain itu, kalau mereka tepat waktu akan dapat insentif, sedangkan kalau terlambat beberapa kali, akan dievaluasi,” jelas Sony.

Walhasil, banyak supir travel, bus, dan truk yang ngebut karena mengejar waktu kedatangan di tempat tujuan, yakni tidak boleh terlambat. Cara berkendara yang ugal-ugalan itulah yang menyebabkan kecelakaan.

Sony mengajar Paspampres, Kopassus, dan Polri

Bagaimana cara mengurangi kecelakaan di jalan tol?

Sony Susmana mengatakan banyak faktor yang harus diperbaiki untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan tol. Sebut saja misalnya pengawasan dan penindakan dari penegak hukum/pengelola jalan tol.

“Hendaknya pengelola tidak menutup mata. Mudah sekali melihat mereka yang ugal-ugalan, tidak tertib, dan agresif. Mereka-mereka ini penyumbang kecelakaan yang rutin sampai dengan yang fatal. Ketika terhadap aksi mereka dilakukan pembiaran, maka kita hanya tinggal menunggu waktu saja, tidak peduli usia, gender, bahkan safety driver pun bisa jadi korbannya,” papar pria gagah tapi ramah itu.

“Mengapa hanya fokus kepada masalah setelah kejadian? Kenapa tidak dilakukan tindakan prefentif sebelum kecelakaan?” tanya Sony. “Gunakan properti-properti yang canggih dan umum pada saat ini, seperti speed gun, speed trap, spy camera, sampai drone. Kenapa enggak?”

Sony pun menyarankan solusi lainnya. “Berikan edukasi keselamatan yang dilakukan secara bertahap oleh semua pihak. APM kasih gift berupa edukasi keselamatan buat konsumennya, jangan hanya jualan dan jualan saja. Polisi sebagai regulator dan penerbit sertifikasi mengemudi, evaluasi sistem yang ada sekarang karena mereka paling tahu saat ini, dan sekecil apapun pelanggarannya lakukan penegakan hukum secara tegas.”

“Selain itu, Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol, lakukan modifikasi-modifikasi dalam pengawasan di lapangan.”

“Provider safety driving harus melengkapi kemampuan hard skill dan soft skill para pengemudi, yang sayangnya saat ini masih dipandang sebelah mata.”

“Orang tua dan guru, yang membangun mental dasar dari masing-masing generasi, juga harus berperan.”

“Salah satu saja poin tersebut di atas tidak berjalan atau timpang, maka semakin berat dan susah untuk mengubahnya.”

“Mengemudi dengan teknik safety memang harus, tapi bukan berarti bisa terhindar dari kecelakaan, karena di jalan raya tidak semua pengemudi berlevel safety. Jadi fungsi mendalami safety driving ini hanya untuk menghindari/meminimalkan risiko kecelakaan,” tutup Sony.

Related


Kategori: Auto Feature Tag: Mitos atau fakta supir pembunuh, Penyebab kecelakaan di tol antar kota, Supir menabrak orang sampai meninggal

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Menarik

“Tesla is not a Car Company”, SAV Disebut Proyek Besar Terbaru Elon Musk

22 February 2021

Matahari Tidak Sebabkan Global Warming, Laporan NASA

21 February 2021

Musuh Putin, Alexei Navalny Lolos dari Racun, tapi Tetap Dipenjara

21 February 2021

Lainnya

  • Princess Latifa, Putri Dubai yang “Dipenjara” oleh Ayahnya Sendiri
  • Mengapa Banyak Sampah di Sungai-Sungai Sekitaran Puncak?
  • Ayo Jalan Kaki Setiap Hari, Ini Cara Berjalan Kaki yang Benar
  • Perfect Playground, di Sini Ngapain Aja Juga Enak, Suhu Dingin View Keren
  • Sebuah Mahakarya Desain dari Tuhan, Siapa Bisa Meniru Keindahannya?

Populer

  • Hasil Ukur Suhu Tubuh Meragukan, Termometer Tembaknya Sudah Terkalibrasi atau Belum?
  • Bagaimana Cara Memperpanjang SIM Beda Daerah yang Tergolong Mudah? 
  • Bagaimana Cara Menyetel Rantai Motor dan Kapan Harus Memeriksanya?
  • Ini Harga Tiket Bus Suites Class Sinar Jaya Jakarta-Surabaya yang Bagai Pesawat
  • Inilah 5 Kota di Dunia dengan Nama Terindah
  • Ternyata Begini Cara Masak Indomie yang Enak Banget Seperti di Warung itu
  • Sistem Hitung Poin Badminton di Sebagian Masyarakat Klasik Modif

Tentang Kami · Pedoman · Kontak
Copyright © 2021 - Autoblarr.com