Entah terbuat dari apa otak penjaga penitipan motor itu. Dia bisa mengingat satu per satu wajah pemilik motor bersama motornya. Padahal ada ratusan motor (sekitar 300 motor) yang diurusinya saban hari.
Sebut saja namanya Rahmat dan koresponden Autoblarr menebak usianya antara 35 hingga 40 tahun. Pekerjaan sehari-harinya adalah penjaga penitipan motor di dekat stasiun Bogor. Koresponden Autoblarr sengaja tidak mengaku wartawan yang ingin menulis, dan tidak menjalin keakraban dengan Rahmat untuk menguji sejauh mana profesionalitas dia dalam pekerjaannya.
Awalnya adalah “arogansi” Rahmat yang mengatakan, “Gak perlu pakai kartu juga motor di sini aman, gak bakal ada yang hilang,” ketika koresponden Autoblarr meminta kartu tanda parkir kepadanya kalau-kalau dibutuhkan untuk mengambil motor nantinya.
Jawaban itu tentu membuat penasaran. Malam harinya ketika sang koresponden kembali ke stasiun untuk mengambil motor, tanpa diberi aba-aba apa pun, Rahmat langsung mengeluarkan motor milik sang jurnalis. Hebat. Padahal di situ ada ratusan motor dan ia ingat motor yang mana yang harus dikeluarkannya.
Keesokan paginya, sang wartawan kembali menitip motor di tempat itu. Kali ini tanpa meminta kartu tanda nitip. Dan tanpa sepatah kata pun bicara pada Rahmat sambil berpura-pura terburu-buru mau lekas naik kereta. Malam harinya sekali lagi Rahmat tanpa keliru mengeluarkan motor milik sang jurnalis, padahal sang jurnalis sendiri masih bingung melihat-lihat mana motornya di antara ratusan motor lain yang diparkir rapat-rapat.
Keesokan harinya lagi, sang wartawan kembali menaruh motor di situ. Namun malam harinya menyuruh seorang teman yang kebetulan sama-sama naik KRL dari Jakarta untuk mengambil motor itu, dengan berbekal STNK.
Jawaban Rahmat sangat mengejutkan, “Mau pake STNK kek atau apa pun, kalau bukan orang yang menitip yang mengambil motor, tidak akan saya berikan. Kan bisa saja STNK itu jatuh di jalan lalu dipungut orang lain.”
Luar biasa. Sang penjaga penitipan motor ternyata menggunakan wajah pemilik motor sebagai “barcode” untuk mengambil motor yang dititipkan.
Sang jurnalis dan temannya tidak langsung beranjak dari situ. Mereka mengamati apakah Rahmat juga ingat wajah dan motor orang lain? Ternyata memang demikian. Setiap ada penitip yang muncul, Rahmat langsung mengeluarkan motornya. Ajaib.
Sayangnya, Rahmat hanya menjawab, “Ya diingat-ingat saja. Kan setiap hari kerja seperti ini,” ketika ditanya bagaimana caranya mengingat ratusan wajah beserta ratusan motor yang bermacam-macam jenisnya.
Blarr!
(Foto: elephantparade.com, ilustrasi daya ingat manusia sekuat ingatan gajah)
Leave a Reply