Ada yang berumur 70 tahun. Dan yang berumur 64 tahun masih bisa touring ratusan kilometer.
Markasnya berlokasi di bawah sebuah pohon cheri (kersen) yang buahnya bulat-bulat hampir sebesar kelereng. Kalau masih mentah warnanya hijau, sedangkan kalau sudah matang berwarna oranye atau merah menawan. Rasanya manis dan teksturnya agak lengket dan ngeres. Tapi enak dikunyah.
Di bawah pohon yang rimbunnya cenderung membentuk payung itu, ada lantai keramik berukuran 1,5 x 2,5 m untuk tempat lesehan. Di atas lantai itulah diobrolkan berbagai hal, mulai dari rencana touring hingga bakti sosial seperti sunatan massal dan mengaspal jalan perumahan.
Itulah markas klub motor D’Poche dari Ciampea, Bogor, Jawa Barat. D’Poche pun merupakan singkatan dari ‘di bawah pohon cheri’.

Klub ini tergolong muda karena baru lahir pada 18 Desember 2016. Namun, 90% anggotanya tergolong “tua”, yakni di atas 40 tahun.
“Dari yang 90% itu, separuhnya berumur di atas 50 tahun,” ujar Budhi, anggota berumur 53 tahun yang dijuluki ‘bocah tua nakal’ oleh rekannya karena masih lincah melakukan jumping ketika bermain motor trail.
“Anggota tertua berumur 70 tahun,” timpal Suhanto, juga 53 tahun, yang dijuluki ‘Pakde’ oleh rekan-rekannya. Pakde adalah salah seorang penggerak utama klub ini.
Untuk sebuah klub motor yang heterogen (bukan dari satu merek motor), maka D’Poche bisa dibilang unik, karena mayoritas anggotanya tidak lagi bisa dibilang muda. Ada klub motor yang anggotanya juga tua-tua seperti klub Harley-Davidson, namun merek motornya seragam.

Dari 140 anggota D’Poche, di dalamnya ada RX-King, Kawasaki KLX, Beat, Ninja, N-Max, Vario, dan sebagainya. Sangat variatif. Yang mengikat mereka bukanlah motornya, melainkan keinginan untuk berkumpul, bersosialisasi, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
“Selain berkumpul untuk menjalin silaturahmi warga perumahan Griya Dramaga, klub ini juga mengisi waktu anggotanya dengan kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar M. Jawas, 64 tahun, seorang penceramah (ustadz) yang jadi sesepuh klub ini.

Pak Jawas –demikian ia disapa rekannya– masih sanggup mengendarai sendiri motornya dari Bogor hingga pantai Sawarna, bahkan sampai Tanjung Lesung yang berjarak ratusan kilometer dari Bogor.
Bagaimana dengan anggota tertua yang berumur 70 tahun? “Ooh kalau beliau tidak jauh naik motornya dan lebih banyak naik mobil kalau touring, itung-itung mengawal dari belakang,” ujar Pakde.
Touring yang pernah dilakukan D’Poche antara lain ke situs purbakala Gunung Padang Cianjur. Boleh dibilang lokasinya sangat jauh di pelosok Cianjur selatan.

Lalu ke Tanjung Lesung yang juga sangat jauh di ujung barat pulau Jawa.
Juga ke pantai Sawarna di ujung selatan Jawa Barat.

Untuk selanjutnya D’Poche akan merayakan ulang tahunnya di taman nasional Gunung Halimun yang merupakan kawasan pegunungan yang lebih dekat dibanding tujuan-tujuan touring D’Poche lainnya.

Namun sebelum itu, di bulan Agustus, D’Poche akan merayakan HUT RI dengan melesat ke Kawah Putih di kabupaten Bandung.
“Setiap tahun kami menyusun kegiatan yang sudah terjadwal. Dan di tahun-tahun berikutnya pun insya Allah demikian,” ujar Adnan, sang ketua klub.

“Motto kami yaitu ‘kebersamaan itu penting, bukan hanya menjaga silaturahmi, tapi juga harus menghasilkan sesuatu yang lebih baik’ akan terus kami laksanakan,” imbuh Adnan.
Ok siapp! Dilanjuutt…!

Leave a Reply