Ketika harga rokok tradisional (tembakau) semakin mahal, dan juga sentimen publik yang semakin tidak menyukainya, maka perkembangan rokok elektrik (e-cigarette) semakin pesat. Namun, rokok elektrik juga punya persoalan. Salah satunya dialami Juul yang merupakan rokok elektrik paling populer di Amerika Serikat.
Sebuah penelitian yang dirilis menjelang akhir Desember 2019 dari para peneliti di Portland State University di Oregon, menjelaskan mengapa semakin banyak anak muda yang tidak pernah merokok tembakau, eh kini malah menjadi pengguna reguler alat vaping Juul.
Inilah yang dipersoalkan publik: anak muda memang tidak merokok tembakau, namun kecanduan vape.
Ternyata Juul dirancang agar kandungan nikotin aerosolnya lebih mudah dihirup dalam jumlah besar tanpa membuat orang tersedak, megap-megap, atau batuk.
“Menjadi jelas mengapa pengguna pemula, orang yang belum pernah merokok sebelumnya, merasa mudah untuk mencoba Juul,” kata David Peyton, profesor kimia di Portland State University yang bekerja pada penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Tobacco Control.
“Dan begitu kamu mencobanya, kamu akan mendapatkan dosis nikotin konsentrasi tinggi.”
Para peneliti juga secara langsung membandingkan alat vaping Juul dengan rokok Marlboro. Mereka menganalisis jumlah dan susunan kimiawi nikotin dalam “pod” sekali pakai Juul. Selain rasa manis dan desain ala flash drive yang ramping, Juul terkenal karena mempopulerkan apa yang dikenal sebagai “garam nikotin,” bentuk nikotin yang lebih halus daripada yang terkandung dalam rokok elektrik lainnya.
Dengan menambahkan asam organik ke nikotin cair, Juul yang berbasis di San Francisco mampu mengurangi jumlah “freebase nikotin” dalam aerosol yang dihirup pengguna. Nikotin freebase, umum dalam cairan rokok elektrik sebelum kehadiran Juul pada 2015, sangat keras dan sulit untuk dihirup pada konsentrasi tinggi. Juul benar-benar berhasil menghilangkan efek samping yang keras.
Masalahnya, pejabat kesehatan masyarakat Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan bahwa Juul menarik generasi baru yang lebih muda ke dalam kecanduan nikotin. Walhasil kini Juul berada di bawah pengawasan ketat dari regulator, anggota parlemen, dan jaksa agung atas melonjaknya popularitas produknya di kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa hampir 60% siswa SMA dan 54% siswa SMP di sana menggunakan Juul sehari-hari
“Juul adalah rokok Marlboro yang lebih enak dan lebih membuat ketagihan,” kata Pankow, seorang ahli kimia nikotin dan asap tembakau. “Lalu mereka menghilangkan bau busuk tembakau dan menambahkan beberapa rasa. Menghisap Juul merupakan pengalaman yang jauh lebih menyenangkan ketimbang menghisap rokok tradisional.”
Di bawah tekanan dari regulator dan anggota parlemen, Juul dalam beberapa bulan terakhir berhenti menjual rasa selain mentol dan tembakau di Amerika Serikat, tetapi terus menjual rasa buah dan makanan penutup di negara lain.
Selain itu, sebuah penelitian yang dirilis bulan lalu oleh para peneliti di Pennsylvania State University menemukan bahwa Juul memberikan lebih banyak nikotin ke aliran darah dibanding rokok elektrik model lama. Juul Labs belum menanggapi permintaan komentar atas temuan studi baru ini.
(Sumber dan foto: Reuters)
Leave a Reply