Berjalan berkelompok memakai kendaraan bermotor (mobil maupun sepeda motor) kerap dilakukan banyak orang. Tujuannya memperoleh kebahagiaan dari kebersamaan. Senasib di perjalanan, senasib satu aspal.
Tapi terkadang touring menjadi bencana. Misalnya kecelakaan atau kelelahan yang berlebihan. Bagaimana agar touring menjadi nyaman, selamat, dan menyenangkan?
1. RENCANA MATANG
Rute dibahas secara serius. Pilih rute terbaik sesuai kendaraan yang digunakan. Terbaik dalam arti tidak berisiko terlalu tinggi dan banyak variabel pendukung di rute itu (pos polisi, rumah sakit, pom bensin, tempat makan, sinyal ponsel, dsb).
Rute itu juga bisa dijangkau dalam waktu yang tidak terlalu lama oleh klub otomotif setempat, siapa tau rombongan touring perlu bantuan.
2. PRINSIP TOURING MODERN
Pegang teguh prinsip touring modern, yakni mengutamakan kenyamanan dan kebahagiaan, bukan kecepatan, apalagi ugal-ugalan. Ingat bahwa perjalanan touring bukan balapan atau pamer arogansi.
Rombongan touring yang arogan justru mendapat cap buruk dari pengguna jalan lain dan warga setempat.
Touring modern juga bukan “ular yang tak bisa putus” melainkan “individu yang mampu mengendalikan diri”. Prinsip ular memaksa setiap peserta touring untuk menempel kendaraan di depannya. Ini sangat membahayakan dan melelahkan. Capek tanpa keuntungan.
Padahal prinsip ular digunakan di masa lalu karena peserta yang ketinggalan bisa tersesat. Itu zaman dulu. Ketika belum ada ponsel dan internet (navigasi). Jadi prinsip ular adalah prinsip kuno alias jadul.
Touring di masa kini santai aja. Nikmati perjalanan. Tidak harus menempel rekan di depan. Sejauh tujuan dan rute sudah disepakati, serta komunikasi terjalin via WA grup atau lainnya, ditambah titik-titik meeeting point yang disepakati, maka semua peserta akan regrouping dan tak akan ada yang hilang.
Selama perjalanan, rasakan vibrasi alam dan budaya setempat yang dilewati. Ambil rasa bahagianya, bukan capeknya. Ambil selamatnya, bukan celakanya.
Leave a Reply