Mirip Amerika Serikat dan negara besar lain yang situasi keamanan dalam negerinya begitu kompleks, Indonesia juga berusaha menghimpun berbagai potensi yang ada untuk meningkatkan keamanan nasional.
Terkait hal itu, konferensi Home Land Security (HLS) Indonesia dihelat pada 19–20 September di Jakarta Convention Center. Temanya adalah Indonesia’s New Terrorist Landscape. Konferensi semacam ini baru pertama kali digelar di sini.
Drs. Utut Adianto, Wakil Ketua DPR-RI, membuka acara yang mempertemukan 60 peserta pameran internasional dan lokal ini.
Target pengunjung adalah 2.000 orang dari kalangan pertahanan sipil pemerintah, keamanan dalam negeri, imigrasi, kepolisian, dan otoritas perhubungan.
Jangan lewatkan: Proses Ganti Warna Kendaraan Apakah Rumit?
Dalam sambutannya Utut Adianto mengungkapkan bahwa pameran HLS Indonesia merupakan terobosan baru bagi tercapainya keamanan nasional.
“Konferensi pagi ini sangat menarik, dan diharapkan diperoleh berbagai praktik keamanan yang terbaik, serta pembaharuan strategi dan kebijakan kontra terorisme,” ujar Utut yang mantan pecatur internasional dengan predikat Grand Master.
Dia juga menekankan bahwa lewat konferensi ini kita bisa belajar bagaimana membuat Indonesia jauh lebih aman.
Pameran ini didukung Kemenkumham, POLRI, BNN, BNPT, dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Menurut R. Rakyan Adi Brata, tenaga ahli DPR-RI untuk bidang hukum dan hak asasi manusia, di Indonesia teroris sudah cukup berkembang dalam kurun 1940 – 2014.
“Perkembangannya semakin terintegrasi dengan baik dan memiliki taktik yang lebih membahayakan keamanan,” ujarnya.
Jangan lewatkan: Awas! E-Toll Card Anda Bisa Expired Kalau Kelamaan di Rest Area
“Dengan adanya konferensi ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru, karena kami akan mendatangkan berbagai ahli dari berbagai macam latar belakang, yang bisa memberi pengertian mengenai apa yang sedang kita hadapi dan mendorong kita pada ide-ide untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya,” jelas Rakyan.
Ia juga menekankan bahwa penanganan terorisme memerlukan pendekatan multi-dimensi, yang melibatkan berbagai badan dengan koordinasi yang baik, untuk menangani berbagai persoalan bersama-sama.
“HLS Indonesia Conference 2018 bertujuan memfasilitasi upaya ini,” ujar Rakyan.

Pembicara utama dan panelis meliputi Komisaris Jenderal Polisi Drs. Suhardi Alius, M.H. (Kepala BNPT), Komjen. Pol. Drs. Heru Winarko, S.H. (Kepala BNN), dan Brigjen Pol. Drs. Napoleon Bonaparte, M.Si. (Kepala Sekretariat NCB Interpol).
Hadir pula Brigjen Pol Marthinus Hukom, SiK, MSi. (Wakil Kepala Densus 88 Anti-Teror), dan juga Prof. Kumar Ramakrishna (Kepala Bidang Studi Kebijakan dan Ketua Program Studi Keamanan Nasional di S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura).
Andrew Marriot, Direktur Utama Homeland Security (HLS) Indonesia 2018, menjelaskan juga tujuan hadirnya HLS Indonesia 2018.
“Sudah tepat apabila ancaman keamanan dianggap sebagai risiko utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. HLS Indonesia menjadi ajang pertemuan instansi-instansi keamanan dalam suatu forum terbaik,” ujarnya.
HLS Indonesia 2018 juga menghadirkan berbagai peralatan dan penyedia jasa keamanan dalam negeri dari Indonesia dan negara-negara lain termasuk Tiongkok, Kanada, Italia, Jepang, Singapura, dan Inggris.
Adapun perusahaan-perusahaan terkemuka yang hadir seperti PT Pindad, Huawei, PT Informasi Neta Markindo, Digital Barrier, Avigilon, NSHC Inc, Magnet Forensics, Foster & Freeman, RCS, YITU, and Hancomgmd Inc. yang merampilkan solusi keamanan terkini.
Leave a Reply