Penggambaran yang tidak realistis terhadap Islam dan umat Islam (muslim) bukanlah hal baru. Umat Muslim telah lama disalahartikan di media, terutama media Barat. Setelah peristiwa 9/11 tahun 2001, Muslim digambarkan sebagai teroris atau penjahat di dalam berbagai film dan televisi.
Selain itu, dalam liputan berita, label “teroris” hampir secara eksklusif ditempelkan kepada mereka yang terkait dengan Islam. Serangan oleh Muslim rata-rata mendapatkan liputan 357% lebih banyak dibanding serangan oleh pihak lain. Dan ini memiliki efek yang besar di dunia nyata.
Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa paparan penggambaran negatif “meningkatkan persepsi Muslim sebagai agresif, meningkatkan dukungan untuk pembatasan sipil yang keras terhadap muslim di Amerika, dan meningkatkan dukungan untuk aksi militer di negara-negara muslim.”
Tak luput, dunia film dan serial televisi di banyak negara Barat pun melestarikan stereotipe tersebut. “Saya pernah mendengar banyak orang berkata, ‘Oh, ini hanya TV, itu hanya hiburan,’ untuk mengabaikannya seolah-olah tidak memiliki dampak di dunia nyata,” kata Evelyn Alsultany, profesor di Departemen Studi Amerika dan Etnis di University of Southern California.
“Padahal, penggambaran itu sangat membentuk cara kita melihat satu sama lain, dan cara kita memahami satu sama lain,” imbuh Evelyn.
Untungnya, kini mulai muncul lebih banyak acara yang menampilkan karakter Muslim yang tidak terkait dengan terorisme atau ekstremisme. Serial drama Transplant, yang memulai debutnya di NBC pada bulan September 2020, menampilkan seorang dokter Muslim Suriah (Ramy Hulu), dibuat oleh aktor/produser keturunan Arab-Amerika dan pemenang Golden Globe Ramy Youssef, dipuji karena penggambaran muslim Amerika secara moderat.
Acara lain seperti DC’s Legends of Tomorrow, The Bold Type, FBI dan Orange is the New Black juga menampilkan karakter muslim yang lebih baik.
Festival film Sundance tahun ini juga menampilkan serangkaian diskusi tentang muslim dalam dunia hiburan, yang menandakan perubahan cara pandang dalam industri film.
“Gelombang akhirnya berbalik ke arah, ‘Kami tidak hanya ingin mewakili Anda secara otentik, kami benar-benar ingin Anda menceritakan kisah Anda,'” kata Cherien Dabis, seorang produser, penulis dan sutradara, selama diskusi di Sundance tentang penulis Timur Tengah di dunia hiburan.
“Popularitas Ramy menandai perubahan itu, dan saya pikir kita baru saja memulai,” imbuh Cherien.
(Sumber: CNN)
(Foto utama: Ramy –kiri– dalam sebuah adegan serial televisi di AS)
Leave a Reply