Partai puncak UFC 248, duel Israel Adesanya versus Yoel Romero di kelas middleweight, berlangsung anti-klimaks. Ketika publik dunia berharap disuguhi duel seru, ternyata yang terjadi adalah adu taktik subyektif yang kurang heboh ditonton. Tidak ada jual beli pukulan dan tendangan, tidak ada take down, apalagi adu gulat (grappling) yang menegangkan.
Saat wawancara pasca duel di T-Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat, pada 8 Maret 2020, Yoel Romero bilang, “Dia cuma lari dan lari. Itu bukan cara duel seorang juara. Dia seharusnya berada di tengah dan bertukar pukulan. Bukannya lari mengelilingi arena.”

Romero mendapat applaus lebih banyak dari penonton dibanding Adesanya. Mungkin karena ia underdog yang tak disangka-sangka bisa membuat Adesanya kesulitan bertarung dan memilih menerapkan taktik hit and run yang kurang enak ditonton. Romero pun mendapat simpati penonton karena meski usianya jauh lebih tua, 42 tahun, tapi berani mengajak duel jual beli pukulan.
Sedangkan Adesanya, meski usianya jauh lebih muda, 30 tahun, tidak mau meladeni ajakan Romero di atas octagon.
“Saya tahu apa yang harus saya lakukan di atas octagon. Dia kalah. Kakinya sudah tidak berfungsi dengan baik. Saya masih bisa bertarung lima ronde lagi. Tapi dia tidak akan bisa,” ujar Adesanya yang memang sangat banyak mendaratkan tendangan (leg kick) ke arah kaki kanan Romero.

Jumlah serangan kaki, dan juga tangan, memang lebih banyak dilontarkan Adesanya, meskipun yang mendarat di sasaran tidaklah banyak.
Sedangkan permainan Romero memang cenderung sangat bertahan (super defensive). Ia lebih banyak menunggu diserang lalu melakukan balasan (counter attack). Tentu saja, para juri akhirnya memberi poin lebih banyak kepada Adesanya.
Sabuk juara di kelas middleweight tetap disematkan ke pinggang Adesanya. “Hei Paulo Costa saya menunggumu!” teriak Adesanya di saat wawancara pasca duel.
Paulo Costa adalah penantang urutan ke-2 di kelas middleweight yang sering sesumbar akan menghajar Adesanya. Kita tunggu saja kapan mereka dipertemukan oleh manajemen UFC. Mungkin akan seru. Blarr!
BERTEPATAN DENGAN INTERNATIONAL WOMEN’S DAY, DUEL ZHANG WEILI VERSUS JOANNA JEDRZEJCZYCK SANGAT SERU
Duel menarik dan seru terjadi antara juara UFC Perempuan kelas Strawweight, Zhang Weili asal China melawan Joanna Jedrzejczyck asal Polandia (penantang urutan ke-4 di kelas itu).
Duel berjalan sangat seimbang. Keduanya menunjukkan semangat bertarung yang tak kalah dari kaum pria. Bahkan meski keduanya mengalami luka-luka yang serius, dan darah mengalir di wajah keduanya, pertarungan tetap berjalan alot. Poin pun berselisih tipis di antara mereka.
Dua juri memenangkan Zhang dan satu juri memenangkan Joanna, dan akhirnya wasit mengangkat tangan Zhang.
Tanggal 8 Maret merupakan saat peringatan pergerakan politik internasional kaum perempuan untuk kesetaraan dengan kaum pria (International Women’s Day).
(Foto-foto: capture FOX Sports)
Leave a Reply