• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar

Autoblarr

Info Yang Bikin Blarr

  • Home
  • News
  • Hot Gossip!
  • Auto Feature
  • Bincang-bincang
  • People
  • SPORTS
  • Biker
  • Inspirasi
  • Lifestyle
  • Mobil Klasik
  • Motor Klasik
  • Test Drive
Beranda » News » Gigi dan Tulang Korban Lion Air JT-610 Akan Dihancurkan

Gigi dan Tulang Korban Lion Air JT-610 Akan Dihancurkan

Terbit: 31 October 2018 · by Contributor

Gigi dan Tulang Korban Lion Air JT-610 Akan Dihancurkan

Jumlah jenasah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 yang berhasil dievakuasi hingga hari Rabu (31/10/2018) barulah sebagian kecil dari total korban yang mencapai 189 orang. Sebagian besar jenasah masih berada di dalam air sejak kecelakaan terjadi pada 29 Oktober 2018.

Identifikasi jenasah akan menghadapi tantangan berat, karena semakin lama jenasah berada di dalam air, maka pengambilan sampel bagian tubuh untuk diidentifikasi DNA-nya akan semakin sulit.

Hal tersebut disampaikan Ade Firmansyah Sugiharto, Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, di dalam dialog bersama Kompas TV, pada Rabu (31/10/2018) siang.

“Jaringan tubuh yang lunak kemungkinan besar akan sudah terurai bila terlalu lama di dalam air, sehingga tidak sempurna lagi untuk digunakan sebagai sampel indentifikasi DNA,” ujar Ade.

Lantas bagian tubuh mana yang akan digunakan bila kondisi jenasah sudah sangat rusak?

“Kita akan mengambil dari sumsum gigi atau sumsum tulang. Bagian ini bertahan lama, bahkan hingga 50 tahun setelah kematian,” ujar Ade.

“Sumsum gigi dan tulang bahkan bisa bertahan di dalam kondisi sangat panas. Pernah terjadi kecelakaan pesawat yang terbakar, korban masih bisa diindetifikasi DNA-nya dari sumsum gigi dan tulang,” imbuh Ade.

Dilanjutkan oleh Ade, untuk mendapatkan sampel dari gigi dan tulang, maka gigi dan tulang harus dihancurkan terlebih dahulu, untuk kemudian diambil bagian dalam yang dibutuhkan.

“Hasil identifikasi DNA jenasah kemudian akan dicocokkan dengan DNA milik orang yang dianggap atau mengaku sebagai keluarganya. Idealnya adalah DNA keluarga yang satu keturunan dari garis ibu. Namun, bila tidak ditemukan DNA pembanding dari garis ibu, tetap bisa dilakukan dengan DNA dari garis ayah,” ujar Ade.

Identifikasi DNA harus dilakukan kerena identifikasi visual kerap mengalami kesalahan. Ade menceritakan pernah terjadi percekcokan antara dua keluarga (dalam kasus yang berbeda), karena masing-masing melakukan klaim terhadap satu jenasah, setelah melakukan identifikasi visual.

(Foto: capture Kompas TV, subyek Ade Firmansyah Sugiharto) 

Related


Kategori: News Tag: Ade Firmansyah Sugiharto, identifikasi DNA jenasah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Menarik

Mengapa Banyak Sampah di Sungai-Sungai Sekitaran Puncak?

19 February 2021

Ayo Jalan Kaki Setiap Hari, Ini Cara Berjalan Kaki yang Benar

17 February 2021

Perfect Playground, di Sini Ngapain Aja Juga Enak, Suhu Dingin View Keren

16 February 2021

Lainnya

  • Sebuah Mahakarya Desain dari Tuhan, Siapa Bisa Meniru Keindahannya?
  • Momen Langka, Presiden Amerika Teleponan Dua Jam dengan Presiden China
  • Apakah Ilmu Pelet Penakluk Wanita itu Memang Ampuh?
  • Kutipan Dialog Paling Bermakna Dalam Sebuah Film, Warm Bodies
  • Jawaban Perempuan Atas Pertanyaan: Pria Lebih Suka Wanita Langsing atau Gemuk?

Populer

  • Hasil Ukur Suhu Tubuh Meragukan, Termometer Tembaknya Sudah Terkalibrasi atau Belum?
  • Bagaimana Cara Memperpanjang SIM Beda Daerah yang Tergolong Mudah? 
  • Bagaimana Cara Menyetel Rantai Motor dan Kapan Harus Memeriksanya?
  • Ini Harga Tiket Bus Suites Class Sinar Jaya Jakarta-Surabaya yang Bagai Pesawat
  • Inilah 5 Kota di Dunia dengan Nama Terindah
  • Ternyata Begini Cara Masak Indomie yang Enak Banget Seperti di Warung itu
  • Sistem Hitung Poin Badminton di Sebagian Masyarakat Klasik Modif

Tentang Kami · Pedoman · Kontak
Copyright © 2021 - Autoblarr.com