Apakah puas setelah menonton John Wick Chapter 3 Parabellum?
Relatif. Tergantung wawasan kita tentang film laga.
Masalahnya adalah ekspektasi kita sebagai penonton kadung terlalu tinggi pada film ini. Sebab John Wick menyertakan aktor laga kelas wahid, Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman.
Keduanya adalah pemain penting dalam rangkaian film laga terbaik dunia sepanjang masa, The Raid dan The Raid 2.
Keanu Reeves sebagai John Wick terus terang tidak memiliki keterampilan dan atletitisme bela diri sebagus Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman. Apalagi mau menandingi keindahan gerak dan aksi Iko Uwais (jagoan dalam The Raid).
Kemampuan gerak bela diri Keanu Reeves cukup terbatas. Jauh di bawah yang bisa dipamerkan Yayan dan Cecep secara maksimal.
Ketika duel ketiganya terjadi, Keanu Reeves tampak kedodoran untuk mengimbangi koreografi yang bisa dimaksimalkan oleh dua jagoan silat itu.
Akhirnya hanya gerakan bantingan, pukulan, dan cekikan yang bisa dilakukan Keanu Reeves.
Selain itu, koreografi duel tiga orang itu digarap hanya dalam satu hari, sebagaimana diceritakan Yayan kepada media.
Yayan membandingkan koreografi duel Cecep dan Iko Uwais dalam The Raid 2 yang berlokasi di dapur restoran digarap dalam waktu tiga bulan, sehingga hasilnya sangat luar biasa.
Kalau Anda belum pernah menonton The Raid (disutradarai Gareth Evans) yang jadi standar baru film laga di Hollywood, maka mungkin John Wick bisa memuaskan hati.
Tapi kalau Anda sudah menyimak The Raid, maka John Wick seperti plagiat yang gagal.
Keanu Reeves sendiri mengakui kepada media bahwa ia pengagum film The Raid.
Kekaguman itu terlihat dari kemauan Reeves yang “maksa” untuk menjadi jagoan tunggal seperti Iko Uwais di dalam The Raid.
Namun Iko adalah jago silat sungguhan yang bermain bela diri sejak belia, sehingga gerakannya indah sekaligus dahsyat untuk dijadikan adegan film laga.
Sedangkan Keanu Reeves adalah aktor Hollywood yang berusaha memerankan jagoan bela diri bernama John Wick.
HALLE BERRY JAUH DI BAWAH JULIE ESTELLE
Itu kritik terhadap Reeves yang mungkin lebih bagus duelnya di dalam film fantasi sekalian, seperti The Matrix, daripada memaksakan duel dalam film laga realistis seperti John Wick.
Kritik lebih pedas layak kita lontarkan kepada Halle Berry yang sama sekali tidak enak ditonton aksi berkelahinya. Aktris papan atas Hollywood ini sebenarnya lebih cocok main film drama.
Mimik muka Halle Berry yang diseram-seramkan ketika berjumpa John Wick di Maroko sangat kelihatan dipaksakan.
Lebih dipaksakan lagi adalah akting berkelahinya yang amat sangat kedodoran. Setelah menyerang musuhnya, Halle Berry justru kelihatan menunggu diserang. Koreografi yang sungguh luput dari pengamatan dan menggelikan.
Bandingkan dengan aksi laga Julie Estelle di dalam The Raid 2. Bersenjatakan sebuah martil, akting berkelahi Julie sungguh mantap. Gerakannya berisi dan cenderung mengerikan.
Sedangkan gerakan Halle Berry cenderung kaku dan tidak berbobot (enteng). Bagaikan sedang menepuk lalat. Sungguh tidak enak ditonton.
Intinya adalah koreografi John Wick Chapter 3 Parabellum tidak digarap secara maksimal.
Hanya layak ditonton oleh orang yang wawasan film laga bela dirinya masih awam.
Dan satu lagi, mengapa di dalam John Wick Chapter 3 Parabellum para antagonisnya tidak mati ditembak satu kali, sehingga harus sampai tiga kali: dua di badan dan satu di kepala? Apakah biar lebih seru? Hmm, sayang, justru terasa aneh dan kelewat artifisial.
Ya, John Wick adalah film laga. Sebagian besar adegannya berupa perkelahian, kejar-kejaran di atas kendaraan, dan tembak-tembakan. Jadi memang persoalan laga yang layak kita kedepankan.
Sedangkan soal sinematografi, komposisi, plot, logika, tata suara, dan sebagainya terasa khas film Hollywood yang sangat otonom (memiliki aturan sendiri yang harus diterima penontonnya).
Selamat menyaksikan.
(Penulis: M. Hasan, alumnus Fakultas Ilmu Budaya UI, pengamat film)
AKSI LAGA JULIE ESTELLE (THE RAID 2)
AKSI LAGA IKO UWAIS DAN YAYAN RUHIAN (THE RAID)
AKSI LAGA IKO UWAIS DAN CECEP ARIF RAHMAN (THE RAID 2)
Leave a Reply