Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang paling ditakutkan dunia, karena bisa mengakibatkan masalah kelaparan, masalah sosial, masalah ekonomi, dan penyakit yang lebih buruk dibanding corona sekali pun.
Salah satu yang bisa menjadi sebab perubahan iklim adalah emisi karbon, seperti CO2 (karbon dioksida), SO2 (sulfur oksida), dan NOx (nitrogen oksida).
Pada masa pandemi corona sejak Januari 2020, terjadi penurunan emisi karbon, demikian laporan Nature Climate Change yang dilansir Sciencenews.org.
Penurunan terbesar terjadi di bulan April 2020, meski secara perlahan meningkat lagi di bulan-bulan berikutnya, namun secara keseluruhan masih tetap di bawah emisi sebelum munculnya pandemi.
Laporan itu juga menyebutkan, bila pandemi terjadi hingga akhir 2021, dan setelah itu industri serta transportasi dunia kembali pulih, maka penurunan emisi karbon yang terjadi saat ini tidak signifikan artinya.
Pengurangan emisi karbon yang signifikan hanya terjadi bila seluruh negara di dunia sepakat untuk mengubah cara pandangnya tentang kehidupan, serta cara industri dan transportasi bekerja.
Data mobilitas Google mengungkapkan bahwa 4 miliar orang mengurangi perjalanan (berkendara) lebih dari 50 persen pada bulan April saja. Para peneliti menganalisis tren emisi di 123 negara dari Februari hingga Juni, dan menemukan bahwa penurunan puncak terjadi pada bulan April, ketika rata-rata emisi CO2 dan nitrogen oksida secara global turun sekitar 30 persen, sebagian besar karena berkurangnya kegiatan mengemudi (akibat lockdown).
Lebih sedikit emisi gas rumah kaca akan menghasilkan pendinginan atmosfer. Secara keseluruhan, penurunan tajam emisi pada bulan April saja akan mendinginkan bumi 0,01 derajat Celcius selama lima tahun ke depan, ujar studi tersebut.
Dalam jangka panjang, perubahan perilaku yang massif, tetapi sementara, yang disebabkan oleh pandemi, tidak akan mengubah pemanasan global yang terjadi saat ini. Tetapi rencana pemulihan ekonomi skala besar pasca pandemi, bisa membuka kesempatan untuk memberlakukan kebijakan industri dan transportasi ramah iklim.
Itu dapat membantu mencapai pemangkasan total emisi gas rumah kaca global sebesar 52 persen pada tahun 2050, membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri hingga tahun 2050.
Leave a Reply