Anda bosan dengan wisata air terjun (curug) yang itu-itu saja? Bosan juga dengan kepadatan wisatawan di sana? Misalnya air terjun di kawasan Bogor yang disebut curug Ciganea, curug Ciputri, curug Cikuluwung, curug Bidadari, dan sebagainya. Kebanyakan sudah dijamah ribuan orang dan alam di sekitarnya sudah “kotor” serta padat penduduk.
Mengapa tidak mencari wisata air terjun yang lebih eksotis? Curug yang jarang dijamah orang, alamnya masih murni, tidak padat manusia, namun sangat indah untuk dinikmati.
Salah satu destinasi wisata air terjun eksotis yang bisa disambangi adalah curug Salada yang terletak di desa Kutawaringin, kecamatan Mande, Cianjur.
Jarang orang yang datang ke curug ini. Sebab lokasinya memang tersembunyi, di ceruk yang dalam di antara pertemuan dua bukit.
Tentu saja ada tantangan untuk mencapainya. Anda harus berjalan kaki selama sekitar 20 menit dari rumah terakhir di dekat curug. Rumah itu bisa jadi tempat penitipan motor atau sepeda bagi orang yang ingin ke curug. Tarif nitipnya biasanya Rp 10 ribu, namun kalau Anda sukarela bisa menambah sesuai selera.
Medan jalan kakinya menurun terus, sebaliknya bila Anda pulang, maka medannya menanjak terus. Cocok untuk sekalian hiking demi kesehatan jantung. Namun perlu dicatat, bila diguyur hujan, medannya menjadi licin dan berisiko. Sebaiknya ke sana saat cuaca kering dan cerah.
Pemandangan selama perjalanan dijamin memuaskan jiwa, karena Anda akan disuguhi lansekap perbukitan yang lain daripada yang lain.

Sesampainya di air terjun, Anda akan melihat karya Ilahi: bentuk curug yang keren banget. Tinggi dan lebarnya curug sangat proporsional. Undak-undakan batu granit tempat air jatuh pun diatur Tuhan sedemikian indahnya. Membentuk ritme air terjun yang tiada duanya.
Ketika penulis ke sana di bulan Mei 2020, tidak ada pengunjung lain. Seolah curug itu jadi eksklusif untuk kita sendiri. Luar biasa bahagia.
Untuk mencapainya, bila datang dari arah Jakarta, maka Anda melintasi Jl. Raya Puncak–Cianjur, lalu belok ke kiri ke arah Hanjawar. Lalu lanjutkan terus hingga ke jalan menuju kawasan Lembah Carmel. Dari situ teruskan dengan bertanya kepada warga. Kami memilih menyewa warga lokal untuk menjadi penunjuk jalan dengan biaya sukarela (di atas Rp 100 ribu tapi di bawah Rp 300 ribu, bisa bervariasi tergantung kesepakatan Anda dengan ybs).
Satu hal yang pasti, mengunjungi air terjun yang nyaris tak terjamah akan menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidup, dibanding datang ke curug-curug yang sudah “pasaran”.

(Foto: Autoblarr)
Leave a Reply