• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar

Autoblarr

Info Yang Bikin Blarr

  • Home
  • News
  • Hot Gossip!
  • Auto Feature
  • Bincang-bincang
  • People
  • SPORTS
  • Biker
  • Inspirasi
  • Lifestyle
  • Mobil Klasik
  • Motor Klasik
  • Test Drive
Beranda » Inspirasi » Demo Mahasiswa, Dari Pahlawan Kini Dituduh Perusuh

Demo Mahasiswa, Dari Pahlawan Kini Dituduh Perusuh

Terbit: 9 October 2020 · by Contributor

Demo Mahasiswa, Dari Pahlawan Kini Dituduh Perusuh

/Opini/

Demo mahasiswa di tahun 2020 ini, tepatnya terkait pengesahan UU Cipta Kerja, yang digelar serentak di berbagai kota pada 8 Oktober 2020, memiliki kesan yang berbeda dibanding demo mahasiswa di masa-masa sebelumnya.

Bila di tahun 1966, 1974, dan 1998 mahasiswa dianggap sebagai “pahlawan perubahan” yang mengemban amanah rakyat, maka di tahun 2020 ini ada kesan mereka telah menjadi perusuh.

Sejak demo mulai berakhir pada malam hari 8 Oktober, sejumlah televisi mengangkat dengan berulang-ulang gambar-gambar kerusakan fasilitas umum. Timbullah kesan itu tadi: demo mahasiswa ibarat demo para perusuh. Pemberitaan dengan sudut pandang serupa juga dilakukan media-media online.

Akan tetapi, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman di dalam keterangan pers pada pagi hari 9 Oktober 2020 mengatakan tidak yakin para perusuh itu merupakan mahasiswa dan buruh. “Mereka terlalu berani,” ujarnya. “Saya yakin para mahasiswa cukup terpelajar untuk tidak melakukan pengerusakan,” imbuhnya.

Pertanyaannya adalah siapa mereka yang melakukan pengerusakan fasilitas umum? Mungkinkah mahasiswa masa kini terlalu bodoh dan nekat mempertaruhkan reputasi mahasiswa yang dianggap “pahlawan” oleh rakyat sejak Indonesia merdeka?

Di masa-masa sebelumnya bahkan ada pameo: kalau mahasiswa sudah turun ke jalan, maka bersiaplah terjadi perubahan besar di dalam konstelasi politik nasional. Setidaknya hingga tahun 1998 ketika Soeharto lengser, pameo itu masih diyakini kebenarannya.

Namun, sekarang? Sudah berkali-kali mahasiswa turun ke jalan, tapi tidak terjadi perubahan. Mengapa?

Ada yang bilang karena konsep demonya tidak matang dan tidak menyentuh masalah paling mendasar yang dialami mayoritas rakyat (terutama kelas menengah). Ada pula yang bilang karena tidak adanya dukungan media massa terutama televisi. Ada pula yang menganalisis bahwa aktivitas media sosial pihak pemerintah telah membiaskan reputasi demo mahasiswa sehingga rakyat kurang mendukung. Dan masih banyak lagi teori lainnya.

Intinya adalah demo mahasiswa saat ini terasa kurang simpatik. Entah karena aksinya yang memang kurang matang, atau sengaja dikesankan kurang simpatik oleh pihak rival, yang jelas kita melihat dukungan rakyat (silent majority) terasa minim.

Ketika pada 20-21 Mei 1998 penulis ikut menduduki gedung DPR-MPR sampai Soeharto mengundurkan diri, kami merasakan dukungan rakyat yang luar biasa. Dukungan itu berupa moril, transportasi, hingga makanan yang berlimpah ruah di lokasi demo (bahkan makanan-makanan enak itu sampai ada yang basi karena tidak termakan, saking banyaknya pasokan dari rakyat).

Terlepas dari kemungkinan adanya pendemo susupan yang memprovokasi mahasiswa untuk ikut melakukan pengerusakan fasilitas umum, para mahasiswa masa kini harus menyusun ulang konsep demonya.

Para mahasiswa perlu ber-introspeksi: apakah demonstrasi hanyalah soal turun ke jalan? Suatu cara yang belakangan ini justru kontraproduktif bagi gerakan mahasiswa itu sendiri.

Menyuarakan suatu aspirasi secara bersama-sama agar dianggap punya posisi tawar yang kuat, tentu bisa dengan cara-cara lain.

Orang muda adalah kaum yang cerdik. Banyak akal. Ayo, tetap semangat!

Penulis: M. Hasan, jurnalis, alumni UI, demonstran era Reformasi (Mei 1998)

PS: Membandingkan demonstrasi 1998 dengan tahun 2000 memang tidak setara (apple-to-apple) karena kondisi sosial-politik-ekonomi yang berbeda. Namun, tujuannya sama, yakni mengubah keadaan agar menjadi lebih baik.

Sebelum demonstrasi puncak pada Mei tahun 1998, mahasiswa telah membangun narasi untuk mengubah Indonesia menjadi lebih demokratis sejak bertahun-tahun sebelumnya. Sehingga terbentuk kesepakatan di kalangan mahasiswa (dan diresonansi oleh rakyat) tentang musuh bersama, serta tujuan bersama, yakni mengganti rezim dan membawa negara ke arah yang lebih demokratis. Dua tujuan itu berhasil ditunaikan.

Gerakan mahasiswa masa kini apakah punya musuh bersama dan juga tujuan bersama yang didukung mayoritas rakyat (terutama kelas menengah)?

Kita harus yakin bahwa mahasiswa masa kini cukup cerdik untuk bisa merumuskan dua hal itu. Dan membangunnya secara kompak, simultan, juga memupuknya, hingga siap dituntaskan pada waktunya. Bukan hanya gerakan mahasiswa dadakan seperti kalau ada isu yang mencuat saja.

Semua itu demi keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. Mampu?

Related


Kategori: Inspirasi

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Menarik

Mereka Bikers Paling Jago, Cari Nafkah Pakai Motor Skill Dewa

15 January 2021

Kenapa Kita Harus Menolak Kalimat “Hati-Hati Jalan Berlubang”?

11 January 2021

Ini Penyebab Pesawat Jatuh, Kerusakan Mekanikal, Kesalahan Pilot, atau Kombinasi

10 January 2021

Lainnya

  • Ini Resep Mie Goreng Praktis Paling Enak Se-Indonesia dan Dunia
  • Siluman Harimau Benar Ada, Kata Dosen Senior Peneliti Hutan
  • Bahan Renungan, Kisah Sederhana dari Anak Lelaki yang Bersahaja
  • Memasuki 50 Tahun Toyota di Indonesia, Punya 5 Pabrik dan Ekspor ke 80 Negara
  • Ini 3 Cover Lagu Jogjakarta Terbaik, Musik dan Vokal Keren

Populer

  • Hasil Ukur Suhu Tubuh Meragukan, Termometer Tembaknya Sudah Terkalibrasi atau Belum?
  • Bagaimana Cara Memperpanjang SIM Beda Daerah yang Tergolong Mudah? 
  • Bagaimana Cara Menyetel Rantai Motor dan Kapan Harus Memeriksanya?
  • Ini Harga Tiket Bus Suites Class Sinar Jaya Jakarta-Surabaya yang Bagai Pesawat
  • Inilah 5 Kota di Dunia dengan Nama Terindah
  • Ternyata Begini Cara Masak Indomie yang Enak Banget Seperti di Warung itu
  • Sistem Hitung Poin Badminton di Sebagian Masyarakat Klasik Modif

Tentang Kami · Pedoman · Kontak
Copyright © 2021 - Autoblarr.com