China meminta solidaritas ASEAN terkait wabah virus Corona (Covid-19) di dalam pertemuan khusus pada hari Kamis (20/2/2020) karena China menghadapi kritik atas penanganan wabah tersebut.
Pertemuan sekelas menteri luar negeri yang digelar dengan tergesa-gesa di Laos itu mengisyaratkan China sedang mencari dukungan dari negara-negara tetangganya. China seperti sedang menguji soft power-nya kepada negara-negara yang telah menerima investasi miliaran dolar dari China dalam infrastruktur dan investasi lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri luar negeri China mendesak Singapura untuk mengurangi larangan terhadap warga China yang ingin datang. China juga membahas pembatasan perjalanan dan perdagangan yang diberlakukan negara ASEAN lainnya.
Sambil saling bergandengan tangan, para menteri luar negeri ASEAN dan menteri luar negeri China, Wang Yi, berteriak, “Tetap kuat, Wuhan! Tetap kuat, China! Tetap kuat, ASEAN! ”
Para pejabat pada pertemuan itu tidak memakai masker hidung. “Ketakutan lebih mengancam daripada virus dan kepercayaan diri lebih berharga daripada emas,” kata Wang dalam konferensi pers sesudahnya.
“China mempromosikan pesan persahabatan di ASEAN untuk melawan serangan dari Barat yang menuduh China telah menangani wabah itu dengan buruk,” kata Alfred M. Wu, Associate Professor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di National University of Singapore.
Beijing telah dikritik karena penanganan wabah virus Corona yang dianggap kurang sukses. Korban tewas sedikitnya telah mencapai 2.000 orang hingga 20 Februari 2020 sejak virus merebak di akhir Desember 2019.
Pembatasan perjalanan ke China, juga pembatasan impor pangan dari China –untuk mencegah penyebaran penyakit ini– telah memperlambat ekonomi terbesar kedua di dunia dan mencekik elemen-elemen kunci dari Belt and Road Initiative (BRI).
BRI merupakan proyek ambisius yang terkait pembangunan pelabuhan, bandara, rel kerera api, dan jalan tol di berbagai negara dengan utang maupun investasi dari China.
Namun, ketika pertemuan para menteri luar negeri itu dimulai, Thailand pada hari Kamis mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke China, dan menyarankan mereka yang sudah ada di sana untuk pulang.
Menurut draft pernyataan bersama yang dilihat oleh Reuters, baik ASEAN maupun China menekankan pentingnya “meningkatnya urgensi dan perlunya kerja sama” dalam memerangi wabah virus dan sepakat untuk memperkuat “komunikasi risiko”.
ASEAN dan China, mitra dagang terbesarnya, memiliki arus perjalanan tahunan lebih dari 65 juta kunjungan. Negara-negara ASEAN secara kolektif juga merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi China.
Apakah soft power China akan berhasil? Kita lihat saja.
(Foto: Reuters)
Leave a Reply