Belakangan ini marak berita kecelakaan di sejumlah ruas tol Trans Jawa dan ruas tol lain karena pecah ban.
Bagaimana analisis pakar safety driving senior terhadap fenomena ini?
Kami meminta pandangan Sony Susmana, instruktur safety driving yang sudah puluhan tahun berkiprah di bidangnya, termasuk melatih Paspampres, Kopassus, dan juga kepolisian.
Seperti kita ketahui, ruas tol Trans Jawa sebagian permukaannya adalan beton semen, dan sebagian lagi adalah aspal yang mulus.
“Secara prinsip, mengemudi di jalan aspal dan jalan beton sama saja. Hanya tingkat kenyamanan jalan beton sedikit kurang karena lebih keras. Itu juga baru terasa pada kecepatan 100 kpj ke atas. Di jalan beton, gejala roll, bouncing, dan yawing sangat terasa karena kerja suspensi lebih berat,” ujar Sony Susmana.
Namun, ia menambahkan, “Kalau selama ini ada isu jalan beton tidak memenuhi standar keselamatan, itu salah besar.”

“Jalan tol sudah dibuat aman dengan batas kecepatan berkendara pada 60–80 kpj. Artinya di atas kecepatan itu kendaraan berpotensi selip bahkan pecah ban,” ujar Sony.
“Menurut saya, pecah ban bukan akibat dari permukaan jalannya beton atau aspal. Pecah ban lebih disebabkan kondisi ban, misalnya ban bekas atau ban baru yang dipakai. Selain itu, bisa juga karena ban kekurangan tekanan angin. Bahkan bisa juga karena cara mengemudi yang agresif,” papar Sony.
“Itulah mengapa defensive driving salah satunya mengajarkan kita untuk selalu mengemudi dengan cara adaptif mengikuti kondisi jalan, dan paham gejala keseimbangan yang terjadi pada kendaraan,” imbuh Sony yang juga pendiri Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) yang kerap melatih pengemudi berbagai perusahaan tambang.

Ia kemudian memberi sejumlah tips berkendara di jalan tol yang berlubang. Seperti kita ketahui, di sejumlah ruas tol Trans Jawa dan tol lain di Indonesia masih terdapat lubang.
“Jalan tol idealnya rata, tapi masih ada jalan tol yang berlubang. Begini cara mengemudi di jalan tol yang berlubang.”
1. Kenali kondisi lingkungan dan selalu waspada.
2. Pada jalan tol yang banyak terdapat lubang, kontrol kecepatan konstan di 60 kpj, agar kendaraan lain di belakang melakukan hal yang sama.
3. Jaga jarak dengan kendaraan di depan 6 detik. Sehingga jalan berlubang dapat terlihat dengan jelas dan pengemudi dapat melakukan deselerasi serta menghindar dengan benar.
4. Jangan melakukan manuver menghindari lubang ke kiri atau ke kanan dengan tiba-tiba, apabila kondisi lalu lintas tidak memungkinkan/sangat padat.
Blarr!
(Foto utama: capture foto viral di internet)
Foto lain: pu.go.id
Baca juga: Analisis pakar ban dan tester ban senior soal maraknya kecelakaan pecah ban di jalan tol
Leave a Reply